Istri Harus Tunduk Kepada Suami, Apakah Tidak bisa Berpendapat?

Konsep "istri tunduk kepada suami" sering disalahartikan dan menimbulkan kontroversi. Di satu sisi, beberapa orang menafsirkannya sebagai subordinasi perempuan dan merendahkan martabat mereka. Di sisi lain, Alkitab memberikan makna yang lebih dalam tentang ketundukan yang berlandaskan kasih, saling menghormati, dan kerjasama dalam pernikahan.

 

Makna Ketundukan dalam Alkitab

---

Kata "tunduk" dalam bahasa Yunani (hupotasso) memiliki makna luas, bukan hanya kepatuhan pasif. Maknanya lebih mengarah pada penyerahan diri secara sukarela, saling menghormati, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pernikahan Kristen, ketundukan istri bukan berarti dia lebih rendah dari suami, tetapi menunjukkan respek dan pengakuannya terhadap peran kepemimpinan suami.

Beberapa ayat Alkitab membahas tentang ketundukan istri, seperti Efesus 5:22-24 dan 1 Petrus 3:1-6. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya ketundukan dalam pernikahan, namun perlu dipahami dalam konteks yang seimbang dengan ayat-ayat lain tentang pernikahan.

 

Prinsip-prinsip Ketundukan yang Sehat:

---

Kasih dan Saling Menghormati

Ketundukan yang sejati berakar pada kasih dan saling menghormati antara suami dan istri. Suami harus mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat (Efesus 5:25-33), dan istri harus menghormati suami (1 Petrus 3:1).

Kerjasama dan Komunikasi

Pernikahan adalah sebuah tim, bukan kompetisi. Istri yang tunduk mendukung kepemimpinan suami dengan bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka dalam mengambil keputusan.

Ketaatan pada Firman Tuhan

Ketundukan kepada suami tidak berarti istri harus menuruti semua keinginan suami yang bertentangan dengan firman Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan selalu menjadi prioritas utama.

Keteladanan Kristus

Yesus Kristus adalah teladan terbaik dalam kepemimpinan yang penuh kasih dan pengorbanan. Suami dan istri harus belajar dari teladan Kristus dalam membangun hubungan pernikahan yang sehat.

Ketundukan istri dalam pernikahan Kristen bukan tentang subordinasi, tetapi tentang penyerahan diri secara sukarela, kasih, dan saling menghormati. Prinsip ini membawa kedamaian, harmoni, dan kerjasama dalam membangun pernikahan yang bahagia dan sejahtera.

Sumber : Jawaban.com

Halaman :

1

1. Cahaya Bagi Negeri
2. Daily Devotional
3. Nabi Palsu
4. Khotbah Tentang Bersyukur
5. Punya Tujuan Hidup Umur Lebih Panjang

Related Articles